Abraham Lunggana- Haji Lulung Penguasa yang Lahir dari Kejamnya Ibukota


Abraham Luggana nama asli tersebut tidak se-populer nama Haji Lulung lahir sebagai anak ke 7 dari 11 bersaudara. Sejak kecil, ia sudah menghadapi pahitnya kehidupan Jakarta yang lebih dari sekedar kejam. Tahun 1975, saat ia berusia 16 tahun atau masih sekolah SMP, ditinggal wafat ayahnya. Masa kecil Abraham Lunggana alias Lulung serba sulit. Setelah ayahnya meninggal, Lulung mengais sampah di pasar Tanah Abang untuk membantu ibunya. Hidup bertahun-tahun di Tanah Abang membuat Lulung luar biasa paham pasar itu sumber uang yang tak akan pernah kering. Ia menyingkirkan para penguasa Tanah Abang sebelumnya dan hari ini menjadi salah satu pesaing populer Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) Marah-Marah di Depan Anggota DPRD


Bila kita melihat Haji Lulung, maka yang terfikirkan adalah konspirasi, manufer, pengambilan keputusan golongan, bahka cenderung hal-hal buruk dalam membuat keputusan untuk menentukan kemenangan. Tetapi bila kita melihat latar belakang Individunya maka semua akan menjadi terbalik laksana melihat cermin ketika kanan menjadi kiri.


 

“Penguasa” Tanah Abang
Berawal dari ditinggal orang tua (ayah) kelas 3 SD yang  dimakamkan di Kalibata tahun 1975 saat saya kelas 3 SMP. Maka kehidupan sulit yang harus dilalui dimana hanya dua telur untuk makan adiknya ayng delapan orang. Dengan harapan tidak ada anak yang nambah makannya. Lulung masa remaja kecil membawa pulang ke rumah bawa uang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu rupiah setiap harinya lantas diberikan ke ibunya waktu itu.

Uang tersebut didapat dari cari sampah, cari kardus, besi di pasar Tanah Abang dana itupun buka perkara mudah karena mendapatkanya harus melewat berkelahi dengan pemulung lain untuk dapat sampah, maka hari ini ada yang menyataka Haji Lulung preman itu adalah sebuah kewajaran.

Pada usianya sekarang, memasuki 55 tahun, dia menjadi pengusaha sukses. Dulunya, dia pengumpul kardus dan barang bekas lainnya di Tanah Abang, demi menghidupi delapan saudara dan ibunya.

Sampai sekarang, Haji Lulung terkenal sebagai “penguasa” di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu. Di Tanah Abang, dia menjalankan usaha jasa pengamanan, perparkiran, hingga penagihan utang. Perusahaannya bernama PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, koperasi Kobita, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara.


Kontroversi
Melalui perusahaannya itu, dia mengklaim mempekerjakan 7.000 orang. Ayah empat anak ini sempat mencuri perhatian dan membuat kontroversi melalui ucapan slogan, “Meludah saja bisa jadi duit.”
Selain pengusaha, Haji Lulung juga seorang advokat. Dia memiliki advokasi bernama Lunggana advocat & friends. Melalui itu, sarjana hukum ini mengadvokasi pedagang di Tanah Abang.

Di dunia politik, karier Sekretaris Umum Badan Musyawarah Betawi ini melejit setelah bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sekarang, dia mengetuai Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jakarta hingga tahun 2016. Melalui partai berlambang Kakbah itu, Haji Lulung melenggang sebagai wakil rakyat DKI Jakarta untuk periode 2014-2019.

Saat dilantik sebagai anggota DPRD, Ketua Pemuda Panca Marga DKI Jakarta itu mencuri perhatian publik lantaran mengendarai Lamborghini. Di DPRD-lah, wakil ketua DPRD ini “bermusuhan” dengan Ahok.
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Abraham Lunggana- Haji Lulung Penguasa yang Lahir dari Kejamnya Ibukota"