Balada Suku Anak Dalam Yang Menerima Kebiadaban Industri Moderen

Walaupun pada kepercayaan Suku Anak Dalam atau Suku Kubu; Harimau adalah dewa bagi mereka, tapi sekarang terpaksa dimakan. Karena sudah tidak ada lagi makanan untuk mereka dengan sangat terpaksa mereka memakan dewa mereka sendiri.

Sungguh kebiadaban Industri moderen yang terencana untuk Suku Anak Rimba di negeri makmur yang di sebut Indonesia.


Balada Suku Anak Dalam Yang Menerima Kebiadaban Industri Moderen,- Balada Suku Anak Dalam adalah Orang Rimba yang merupakan suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang, itu dulu cerita mereka normal sebagai Suku Kubu yang hidup di hutan rimba dengan segala kebutuhan yang disediakan alam. 

Dulu, tangisan dan ratapan para Suku Anak Dalam itu dahulu kala sangat jarang terdengar. Tetapi semua itu sekarang berubah drastis menjadi memilukan, tujuh dari 11 orang rimba yang meninggal karena kelaparan mereka adalah anak-anak Suku Anak Dalam. Selama ini, mereka hidup di balik rerimbunan pohon di tengah sebuah rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas di Provinsi Jambi. Dua tahun terakhir ini, tangisan dan ratapan para Suku Anak Dalam semakin sering terdengar seiring dengan mulai berkurangnya hutan tempat mereka hidup. Sungguh ironis, mereka kelaparan karena perbuatan dari saudara mereka sendiri yang membabat habis hutan tempat mereka mencari makan. 

Ancaman kematian akibat kelaparan sudah menjadi kenyataan karena, selain mereka yang telah hidup dalam ketiadaan, saat ini tercatat ada anak-anak Suku Anak Dalam tengah berjuang agar tetap hidup dalam kondisi kekurangan pangan dan gizi. "Ada tiga anak yang telah didiagnosa positif menderita kekurangan pangan dan gizi," ujar Dokter Firdaus, kepala Unit Pelayanan RS Batanghari, Jambi.

Teramat sadis hutan belantara Jambi itu kini sudah berubah menjadi perkebunan sawit berskala nasional. Kenyataan ini merupakan bencana besar bagi Suku Anak Dalam. Sebab dengan berkurangnya hutan, semakin berkurang juga ketersediaan makanan bagi Suku Anak Dalam. Hari ini, untuk mendapatkan seekor rusa untuk dimakan berhari-hari itupun sangat sulit bahkan tidak disapatkan. Padahal, dahulu belantara Jambi adalah surga makanan bagi Suku Anak Dalam. Saat ini mereka harus hidup di bawah pohon sawit yang kering tanpa sumber makanan untuk mereka hidup. 

Mereka hidup dalam penderitaan yang luar biasa, karena kekurangan makanan dan air. Bahkan, belakangan ini diketahui ada Suku Anak Dalam yang nekat memburu dan memakan daging Harimau Sumatera. Walaupun pada kepercayaan Suku Anak Dalam atau Suku Kubu Harimau adalah dewa bagi mereka, tapi sekarang terpaksa dimakan. Karena sudah tidak ada lagi makanan untuk mereka dengan sangat terpaksa mereka memakan dewa mereka sendiri.

Rimba Sumatra yang dahulunya merupakan lahan mencari makan dan tempat mereka hidup menjadi sangat sempit, area hidup mereka telah berubah menjadi hutan industri; mereka terkurung oleh kebun sawit bahkan hutan pun mereka terbatasi oleh peraturan zonasi hutan lindung. Sungguh kebiadaban yang terencana oleh industri nasional di negeri makmur yang di sebut Indonesia.
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Balada Suku Anak Dalam Yang Menerima Kebiadaban Industri Moderen"